Medan, - Nilai tukar rupiah makin melemah,dengan terpantaunya pergerakan nilai tukar rupiah melalui situs Bank Indonesia sampai pada Rabu ini nilai tukar rupiah terhadap dollar US
sudah menembus Rp 15.000 perdolar AS.
Hal ini juga membuat spekulasi negatif tentang pemerintahan dan mengaitkannya dengan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 silam apakah akan terulang?.
Tentu saja tidak,hal ini dikarenakan keadaan ekonomi Indonesia telah berbeda dibandingkan dengan keadaan Indonesia 20 tahun silam,nah beberapa hal dibawah ini mengapa kita tak perlu khawatir dengan keadaan rupiah Indonesia yang semakin anjlok :
1. Di tahun 2018 Indonesia sudah memiliki lembaga keuangan yang independen
Bank Indonesia didirikan sejak tahun 1953 telah banyak memberikan
dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia
Menanggapi rumor pelemahan rupiah yang sedang terjadi,Mentri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani,menegaskan bahwa pelemahan tersebut sangat jauh berbeda dengan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998.
Bank Indonesia menggandeng otoritas jasa keuangan untuk memantau pembelian valuta asing yang bedasarkan spekulasi dan tidak disertai dokumen jaminan (underlying) karena hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab kelemahan rupiah.
Ketentuan tersebut tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.18/18/PBI/2016 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik.
Bank Indonesia menggandeng otoritas jasa keuangan untuk memantau pembelian valuta asing yang bedasarkan spekulasi dan tidak disertai dokumen jaminan (underlying) karena hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab kelemahan rupiah.
Ketentuan tersebut tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.18/18/PBI/2016 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik.
2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki fungsi kuat dan independen
Peranan Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Lembaga Keuangan Non Bank Berbasis Financial Technology Jenis Peer To Peer Lending. Di Indonesia, pertumbuhan penyelenggara Financial Technology khususnya jenis Peer to Peer Lending meningkat dari tahun ke tahun.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan institusi yang turut berperan dalam menjaga kondisi keuangan Indonesia, di mana lembaga seperti ini belum ada 20 tahun lalu.
Dikutip dari ojk.go.id, OJK adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh kegiatan sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya agar seluruh kegiatan-kegiatan tersebut terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen maupun masyarakat.
Singkatnya, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
3. Keberadaan KPK
Satu lagi yang membedakan kondisi Indonesia saat ini: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga ini diberi amanat untuk memberantas korupsi secara profesional, intensif, dan berkesinambungan. KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen, yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
"Kita juga punya KPK. Jadi, dari sisi setting dari 20 tahun lalu, banyak yang bisa dilakukan penyelewengan atau tata kelola yang buruk, bisa berjalan secara luas." kata Sri Mulyani.
Kehadiran KPK dianggap dapat menghambat krisis karena setiap pelanggaran yang terjadi dapat dilacak dan diatasi dengan cepat.
Pelemahan rupiah tidak terjadi secara drastis. Dapat dilihat bahwa pada September 1997 kurs rupiah berada pada nilai Rp3.030/dolar AS. Dalam waktu setahun, nilai rupiah anjlok drastis ke level Rp10.725/dolar AS pada September 1998.
Bandingkan dengan kondisi saat ini!
Pada September 2017, kurs rupiah berada pada level Rp13.345/dolar. Rupiah kemudian melemah menjadi Rp14.815 per dolar pada bulan September 2018.
Jika mau memosisikan pelemahan rupiah yang sama dengan keadaan 1998, rupiah bisa mencapai Rp47.241 per dolar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution juga menegaskan hal senada. "Jangan bandingkan Rp14.000 sekarang (dengan) Rp14.000 di 20 tahun yang lalu," kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan kondisi krisis ekonomi 1998. Kala itu, rupiah memang melemah di level Rp14.000. Tapi, harus dicatat bahwa pelemahan rupiah kala itu berangkat dari level sekitar Rp2.800 per dolar. Sementara kondisi saat ini, pelemahan berangkat dari level Rp13.000 yang kemudian "naik ke Rp14.000," tegas Darmin.
Cadangan devisa pada tahun 1998 berkisar US$23,61 miliar. Sedangkan pada Juli 2018, Indonesia tercatat memiliki cadangan devisa sekitar US$118,3 miliar.
Dari jumlahnya sudah dapat dilihat bahwa cadangan devisa yang dapat menjadi modal untuk meredam gejolak nilai tukar pada tahun 2018 jauh lebih besar ketimbang 20 tahun yang lalu.
Fungsi dari devisa sendiri adalah sebagai alat pembayaran utang luar negeri, alat transaksi perdagangan internasional, pembiayaan kegiatan kenegeraan ke luar negeri, hingga sebagai alat ukur perkembangan ekonomi.
Tercatat pertumbukan ekonomi triwulan II 1998 yaitu -13,34 persen (year-of-year/yoy), sedangkan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 adalah 5,27 persen (yoy).
Dari segi angka kemiskinan juga cukup berbeda, di tahun 1998 ada 49,5 juta orang atau 24,2 persen dari populasi. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018, tingkat kemiskinan single digit, yakni 9,82 persen dari populasi. Adapun jumlahnya adalah 25,9 juta orang.
Perbedaan ini mengindikasikan bahwa keadaan ekonomi Indonesia lebih baik sehingga masyarakat tidak mudah terpancing panik yang dapat menyebabkan kerusuhan.
Nah beberapa contoh diatas membuktikan bahwa pemerintah Indonesia telah bekerja keras selama ini mulai dari segi pertumbuhan transportasi,hingga perekonomian Indonesia yang masih dalam level baik meskipun diiringi dengan menurunnya nilai tukar mata uang dinegara kita.hal ini pula supaya kita mengerti agar tidak selalu terus menerus menyalahkan pemerintah kita yang sudah bekerja baik demi kemajuan negara kita Indonesia.
Nah beberapa contoh diatas membuktikan bahwa pemerintah Indonesia telah bekerja keras selama ini mulai dari segi pertumbuhan transportasi,hingga perekonomian Indonesia yang masih dalam level baik meskipun diiringi dengan menurunnya nilai tukar mata uang dinegara kita.hal ini pula supaya kita mengerti agar tidak selalu terus menerus menyalahkan pemerintah kita yang sudah bekerja baik demi kemajuan negara kita Indonesia.
Namun meskipun demikian kita tidak boleh serta merta mengadili pemerintah Indonesia yang sekarang maupun yang lalu karena mereka juga bekerja kerja dalam hal memajukan Indonesia sehingga bisa dipandang oleh dunia.
No comments: