Bangkok kini sedang berbenah untuk menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim dunia. Namun, di lain sisi, kota yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa ini sedang menghadapi tekanan lingkungan sendiri.
Para pakar memperkirakan kota itu mungkin akan tenggelam dalam waktu 10 tahun ke depan, seperti dikutip dari kantor berita AFP.
Pertemuan persiapan tentang iklim itu akan dimulai Selasa. Pertemuan puncak perubahan iklim akan diadakan di Polandia pada akhir tahun.
Pertemuan di Polandia bertujuan menetapkan peraturan baru guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan bagaimana memberi bantuan kepada negara-negara yang rentan karena naiknya permukaan laut.
Bangkok, yang tadinya dibangun di atas tanah yang hanya satu setengah meter di atas permukaan laut, diperkirakan akan menjadi salah satu kawasan perkotaan yang paling menderita selain Jakarta dan Manila.
"Hampir 40 persen Kota Bangkok akan terendam air menjelang 2030 karena curah hujan yang ekstrem dan perubahan pola cuaca," kata laporan Bank Dunia.
Bangkok kini sedang berbenah untuk menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim dunia. Namun, di lain sisi, kota yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa ini sedang menghadapi tekanan lingkungan sendiri
Pada 2011, musim hujan menimbulkan banjir terparah ketika seperlima bagian kota itu terendam air. Kawasan bisnis di kota itu bisa diselamatkan dengan pembangunan tanggul-tanggul dengan cepat. Tapi banyak bagian pesisir Thailand menderita kerugian besar dan jumlah korban tewas menjelang akhir musim hujan tahun itu mencapai 500 orang.
Banyaknya pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi ikut menyumbang tenggelamnya kota itu. Banyak pakar menyebut Bangkok telah menjadi korban pembangunannya sendiri.
Tambak-tambak udang dan pengembangan budidaya perikanan, yang seringkali merusak hutan bakau yang melindungi garis pantai dari ombak laut, telah mengakibatkan erosi di pantai yang dekat dengan Kota Bangkok.
Itu berarti Bangkok bisa terjepit oleh naiknya permukaan laut di selatan dan banjir yang disebabkan hujan di bagian utara negara itu, kata Suppakorn Chinvanno, pakar iklim di Universitas Chulalongkorn.
Namun sampai sekarang ini Bangkok yakni ibukota dari Thailand sendiri masih menjadi sorotan dunia pariwisata baik turis asal lokal maupun turis mancanegara.
No comments: