Indonesia baru saja dirundung duka dalam bidang penerbangannya, pesawat Lion Air JT 610,dilaporkan mengalami keelakaan diduga tenggelam diperairan Karawang didalam kedalaman 35 meter,puing-puing pesawat serta potongan-potongan tubuh yang diyakini milik korban Lion Air JT 610 tersebut ditemukan disepanjang perairan Karawang.ditengah duka tersebut penerbangan Indonesia pernah mengalami masa-masa kelam yang tak pelak menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
Pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan yang sebelumnya mengalami hilang kontak pada pukul 06.33 WIB,namun sebelum pesawat tersebut hilang kontak ternyata sang pilot terlebih dahulu telah memberikan aba-aba bahwa pesawat tersebut akan bertolak kembali ke bandara Soekarno-Hatta,namun pada pukul 06.33 pesawat tersebut telah hilang kontak dan kemudian diberitakan oleh BASARNAS bahwa pesawat Lion Air JT 610 tersebut mengalami kecelakaan diperairan Karawang,ini dibuktikan dengan penemuan puing-puing pesawat serta potongan-potongan tubuh yang diyakini adalah potongan tubuh daripada para korban pesawat naas tersebut.belum diketahui kondisi terkini mengenai keberadaan bangkai pesawat dan sejumlah penumpang sebanyak 188 orang termasuk para awak kabin tersebut.berikut adalah beberapa kecelakaan terparah dalam sejarah penerbangan Indonesia :
1.Garuda Indonesia A300-B4 ( 26 September 1997 - korban tewas 234 )
Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 milik Garuda Indonesia yang jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari bandara dan 45 km dari kota Medan).
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Kecelakaan terjadi saat pesawat ini hendak mendarat di Bandara Polonia Medan pada 26 September 1997.
Seluruh penumpang tewas yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini menjadi kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia.
Menara pengawas Bandara Polonia kehilangan kontak dengan pilot pesawat sekitar pukul 13.30 WIB. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan hanya mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia.
Namun, terjadi miss communication antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.
Dari seluruh korban tewas, tercatat 44 mayat korban yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat, Belanda dan Jepang.
2.SilkAir 185 ( 19 Desember 1997 - Korban Tewas 104 )
Penerbangan 185 adalah layanan penerbangan komersial rutin maskapai penerbangan SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta Indonesia menuju Bandara Changi Singapura.
Pada 19 Desember 1997, sekitar pukul 16:13 WIB, pesawat Boeing 737-300 yang melayani rute ini mengalami kecelakaan dan jatuh di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.
Seluruh penumpang yang tercatat sebanyak 104 orang antara lain 97 penumpang dan 7 awak kabin tewas, termasuk pilot Tsu Way Ming dari Singapura dan kopilot Duncan Ward dari Selandia Baru.
Investigasi kecelakaan ini dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia bersama dengan tim ahli dari NTSB Amerika, Singapura, dan Australia.
Pada 14 Desember 2000, KNKT mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tidak dapat diketahui (undetermined).
Namun, NTSB memiliki pendapat yang berbeda. Menurut mereka, kecelakaan ini disebabkan oleh tindakan Kapten Tsu yang sengaja menjatuhkan pesawatnya ke laut (bunuh diri).
3.Adam Air 574 ( 1 Januari 2007 - Korban Tewas 102 )
Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, yang hilang dalam penerbangan. Bahkan pesawat sampai saat ini masih berstatus hilang.
Kotak hitam ditemukan di laut pada kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus 2007. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 96 penumpang dan 6 awak pesawat.
Pada 25 Maret 2008, KNKT mengumumkan penyebab kecelakaan adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.
4.Mandala Airlines RI 091 ( 5 September 2005 - Korban Tewas 149 Orang Termasuk Penduduk )
Penerbangan RI 091 merupakan sebuah pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines yang jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan, Indonesia pada 5 September 2005.
Kecelakaan ini terjadi saat pesawat jurusan Medan-Jakarta ini sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Dari 117 orang (112 penumpang dan 5 awak), penumpang selamat berjumlah 16 orang dan 44 orang di darat turut menjadi korban.
Penelitian awal yang dilakukan KNKT dengan tim investigasi National Transportation Safety Board dari Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat kerusakan yang menyebabkan salah satu mesin pesawat tersebut tidak bertenaga.
Namun, masih diselidiki apakah kondisi tersebut telah ada sebelum atau sesudah pesawat terempas dan meledak.
Selain itu, beberapa hari setelah kejadian, muncul laporan yang menyebutkan bahwa pesawat tersebut membawa kargo berupa durian yang berbobot 2 ton, sehingga hampir mencapai batas berat maksimum yang mampu diangkut pesawat.
5.Hercules C - 130H ( 20 Mei 2009 - Korban Tewas 97 )
Kecelakaan Pesawat C-130H Hercules 2009 adalah kecelakaan pesawat yang menewaskan 98 orang penumpang dan 2 orang warga lokal, yang terjadi di Indonesia pada 20 Mei 2009.
Pesawat Hercules Angkatan Udara Indonesia tipe C-130 Hercules membawa 112 orang (98 penumpang dan 14 kru) dan kecelakaan terjadi pada 6:30 WIB, penerbangan dari Jakarta menuju Jawa Timur.
Pesawat menghantam daratan dan rumah sebelum mendarat di sawah, di desa di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Pesawat berusaha mendarat di Bandar Udara Iswahyudi, tapi jatuh sekitar 5,5 kilometer barat laut dari bandara. Pesawat meledak dan terbakar ketika jatuh. Padahal, kondisi penerbangan dan cuaca dalam kondisi baik ketika terjadi kecelakaan.
No comments: