Mungkin tidak banyak orang yang mengenal istilah moksa atau secara artian mudah adalah meninggal dunia tanpa meninggalkan jasad alias menghilang tanpa jejak. Menurut tulisan di Wikipedia, moksa adalah sebuah konsep dari agama Hindu dan Buddha yang memiliki artian yaitu melepaskan dari segala ikatan duniawi serta putaran reinkarnasi kehidupan fana. Istilah ini sudah dikenal sejak beratus-ratus tahun lamanya atau sejak zaman kerajaan.
Berbicara masalah moksa, ada beberapa tokoh terkenal di Indonesia yang menurut cerita dan diyakini banyak orang mengalami moksa atau hilang tak berbekas, bahkan sampai sekarang tidak diketahui keberadaan apalagi jasadnya. Berikut ini adalah orang-orang terkenal di Indonesia yang moksa atau menghilang tanpa bekas.
1.Sri Baduga Maharaja/Prabu Siliwangi ( 1401 M - Menghilang Moksa 1521 )
Prabu Siliwangi adalah salah satu Raja Pajajaran yang cukup terkenal dan sakti mandraguna. Dia memiliki banyak pengikut serta membuat Negeri Sunda menjadi terkenal seantero Nusantara. Ketika ajaran agama Islam masuk ke Tanah Air, dia mendapatkan desakan agar meninggalkan agama terdahulu dan menjadi seorang mualaf.
Dikarenakan hal tersebut, Prabu Siliwangi memutuskan untuk menyingkir dari kerajaannya dan tidak berkenan masuk Islam. Sebelum mengambil tapa moksa, dia memberikan wejangan kepada para pengikutnya untuk memilih sesuai keinginannya sendiri.
2.Prabu Brawijaya V ( 1413 - WAFAT 1478 /dikabarkan menghilang MOKSA )
Seperti halnya Prabu Siliwangi, Prabu Brawijaya V adalah raja ke sekian dari Majapahit yang memutuskan untuk moksa setelah melarikan diri karena kerajaannya dihancurleburkan oleh Kerajaan Kediri.
Sebelum moksa, Prabu Brawijaya V masih memeluk agama Buddha dan di akhir keberadaannya, dia meminta Sunan Kalijaga yang masih merupakan keturunannya (cucu) untuk mengislamkannya. Setelah menjadi mualaf, Prabu Brawijaya V melakukan tapa tingkat akhir di Gunung Lawu dan moksa.
3.Gajah Mada / Mahapatih Majapahit ( 1334 - 1359 )
Ada dua versi mengenai masa akhir dari Mahapatih Gajah Mada, yaitu pertama dia diceritakan mengalami sakit dan pada akhirnya meninggal dunia pada tahun 1364. Hal ini seperti yang tertulis pada Kitab Kakimpoi Nagarakretagama.
Versi kedua adalah Mahapatih Gajah Mada melarikan diri setelah terjadinya Perang Bubat, yaitu perang antara Kerajaan Pajajaran dari Negeri Sunda dengan Kerajaan Majapahit. Gajah Mada dituding sebagai penyebab utama terjadinya perang. Sebelum tertanggakap dan diadili atau dibunuh, Gajah Mada melakukan yoga samadi dan moksa hingga sekarang ini.
4.Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtisingha Parakrama Uttunggadewa/Prabu Jayabhaya ( 1135 - Wafat/Moksa 1179 )
ikenal dengan nama Prabu Jayabhaya atau Jayabaya, dia adalah raja kerajaan salah satu pewaris tahta Prabu Erlangga (Airlangga) yang mendapatkan jatah wilayah di Jenggala (Kediri). Saudaranya, Jayasabha (Jayasaba) adalah pemilik jatah wilayah lainnya yang berpusat di Panjalu (Daha). Kedua saudara ini terus menerus berperang untuk mendapatkan wilayah dan pada akhirnya Jayabasha kalah dan seluruh Jawa Timur dikuasai oleh Jayabaya dengan pusat di Kediri.
Walaupun menjadi raja yang terkenal dan berhasil membuat kerajaan yang diperintahnya memasuki zaman keemasan, namun rasa berdosa dan bersalah karena telah membunuh saudaranya sendiri, Jayabasha, terus menghantui Jayabaya. Kesaktiannya dan keberhasilannya menjadi seorang pinilih (pilihan) menurut agama Hindu, membuatnya tidak pernah meninggal karena dia dapat melalui proses kematian normal dengan cara moksa. Jayabaya menghilang tanpa jejak setelah melakukan tapa moksa di Desa Menang, Kabupaten Kediri.
5.Supriyadi/Sodanco Soeprijadi,Mentri Keamanan Rakyat (13 April 1923 - Wafat/Moksa Februari 1945 )
Memang, sampai sekarang kisahnya masih simpang siur dan tidak pasti akan kebenarannya. Ada yang mengatakan bahwa Supriyadi meninggal sewaktu memberontak dari Jepang yang kala itu menjajah Indonesia dan ada pula yang mengatakan bahwa pria asal Blitar ini menghilang tanpa bekas alias moksa.
Bagi sebagian orang, menghilangnya Supriyadi sempat dijadikan bahan bercandaan, yaitu “Menghilang tidak dapat kembali,” namun bagi orang lain, khususnya orang-orang zaman dahulu, menganggap bahwa moksanya Supriyadi adalah benar dan akan kembali muncul jika Indonesia sudah dalam keadaan yang teramat gawat.
No comments: