ErtigaNEWS | Pengelola resos Sunan Kuning Semarang membagikan tabungan pekerja seks komersial (PSK). Total jumlah tabungan yang terkumpul mencapai Rp 220 juta.
Menurut ketua resos, Suwandi Eko, tabungan terbanyak tahun ini diperoleh Vivi, yang memiliki Rp 50 juta.
"Itu yang paling banyak, lainnya di bawah itu jumlahnya. Rekor tabungan terbanyak didapat dua tahun lalu, sampai Rp 120 juta. Uangnya untuk modal usaha dan beli sapi di Boyolali," jelasnya, Jumat (4/5).
Menabung dilakukan setiap minggu oleh 486 PSK yang ada di Sunan Kuning. Jumlahnya tidak ditentukan dan dibagikan setiap menjelang bulan Ramadan.
Selain pembagian tabungan tersebut, lanjutnya, ada tiga muncikari yang tahun ini akan berangkat umrah ke tanah suci usai lebaran tahun ini. Menurut Suwandi, keberhasilan ketiganya berangkat umrah berkat program pengentasan.
"Kalau yang akan berangkat umrah ini sudah 30 tahun bekerja," ujar dia.
Dia mengaku gembira dengan perubahan perilaku mereka. Sebab, selama ini penghuni Sunan Kuning identik dengan bisnis esek-esek. Padahal, komplek yang kini dikelola juga banyak melakukan kegiatan rohani untuk membuat mereka lepas dari pekerjaan prostitusi.
Dia menjelaskan tak hanya kali ini saja ada mucikari yang berhasil berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Beberapa tahun sebelumnya, seorang mucikari bisa naik haji, bahkan hingga dua kali.
Sementara Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Lentera Asa, Ari Istiadi, menambahkan rencana penutupan lokalisasi Sunan Kuning harus dipikir ulang sebab menjadi lokalisasi percontohan pengentasan di Indonesia.
Selain itu, wacana penutupan itu dikhawatirkan akan memunculkan masalah baru. Sejumlah anak asuh akan kembali melakoni pekerjaannya di tempat baru.
"Jadi tidak hanya menutup saja, Pemkot harus melokalisir dan melakukan pengawasan terhadap penderita penyakit HIV/AIDS. Pemerintah harus tetap memantau," kata dia.
No comments: